IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMISKINAN PETANI DI KAWASAN PERKOTAAN (STUDI KASUS SEPULUH KECAMATAN DI KOTA PADANG)

RIZQHA SEPRIYANTI BURANO

Sari


Petani selalu dikelompokkan pada golongan minoritas. Petani selalu diidentikan dengan kemiskinan. Selama ini kajian-kajian yang ada lebih banyak memperhatikan pertanian di pedesaan. Akan tetapi pertanian tidak hanya berkembang di pedesaan, di perkotaan pun sudah banyak dikembangkan kawasan-kawasan pertanian. Petani di perkotaan tertanya uga memiliki masalah yang sama dengan petani di perdesaan yakni hidup dalam tingkat kesejahteraan yang rendah.

Kawasan pertanian di Kota Padang kondisinya masih menyimpan banyak masalah, baik dari aspek sumber daya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya modal, sumberdaya ruang dan infrastruktur. Sumber daya alam terkait dengan kualitas lahan, kondisi agroklimat dan sumber daya air merupakan bagian yang perlu sentuhan supaya lebih optimal dalam meningkatkan produktivitas. Kemudian aspek sumberdaya manusia, selain tingkat pendidikan dan keterampilan yang masih perlu ditingkatkan, juga masih terjebak pada skala usaha yang cukup kecil, yang menyebabkan uasaha pertanian menjadi tidak efesien dan tidak ekonomis.

Oleh karena itu dengan menggunakan Metode Pendekatan kualitatif penulis ingin mengidentifikasi penyebab kemiskinan petani di perkotaan, dengan wilayah studi sepuluh kecamatan di Kota Padang Pendekatan ini dipakai agar dalam mengkaji permasalahan dapat lebih mendalam dan komprehenship. Dari hasil penelitian ini ditemukanlah beberapa faktor penyebab kemiskinan petani di perkotaan. Pertama program pengentasan kemiskinan yang tidak tepat sasaran, program pengentasan kemiskinan belum mampu menjawan permasalahan petani. Kedua rendahnya kualitas sumberdaya manusia, baik itu petani maupun smua pihak yang berkaitan dengan pembangunan pertanian sehingga kualitas pertanian masih sangat rendah. Ketiga kurangnya sarana dan prasaran pendukung kegiatan pertanian sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Keempat sistem agribisnis yang belum berjalan dengan baik. Kelima, luas lahan pertanian yang dimiliki petani sangat kecil dan juga keterbatasan modal yang dimiliki petani untuk mengolah lahan pertanian.

 


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Hastuti, 2004, Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan Lokal dalam Perspektif Gender. Working Paper No. 50 Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Bogor.

Kasmis, 2007, Kewirausahaan, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Nainggolan, Kaman. 2005. Pertanian Indonesia Kini dan Esok. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Purwanto, (2015) Model Pengurangan Kemiskinan Melalui Penguatan Ketahanan Pangan. Jakarta: LIPI Press

Rudiantho, Jef Saragih (2015). Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Sarman, Mukhtar dan Sajogyo, 2000, Masalah Penanggulangan Kemiskinan Refleksi dari kawasan Timur Indonesia, Puspa swara.

http://www.docstoc.com/docs/19707820/Program Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Temon, Kulonprogo DI Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.33559/mi.v10i60-65.100

Article Metrics

Sari view : 621 times
PDF - 392 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

INDEXED BY :

 


Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM). Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Jl. Pasir Kandang No.4, Pasie Nan Tigo, Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat 25586. 
Email : lppmumsb@gmail.com



Kunjungan Sampai Saat ini    Web
Analytics Made Easy - StatCounter

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.