Studi Kritis Terhadap Konsep Pendidikan Anak Berperspektif Gender

Ismail Syakban

Abstract


Abstrak
Pendidikan Islam yang bertujuan untuk membentuk manusia yang baik, termasuk anak-anak menjadi kabur dan bermasalah untuk memahami munculnya kesetaraan gender yang mengusung feminisme. Pada liberalisme dan patriarki, menyerukan kesetaraan dan kesetaraan di semua bidang kehidupan (rumah tangga dan publik). Konsekuensinya, tatanan kehidupan yang sudah mapan akan segera berubah karena sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan sosial budaya masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis apa yang dimaksud dengan konsep pendidikan berperspektif gender dan gambaran pendidikan Islam terhadap pendidikan anak berperspektif gender. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang berasal dari data primer dan sekunder disajikan secara deskriptif, kemudian dianalisis (deskriptif-analitik) dengan menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa konsep perspektif gender dalam pendidikan anak merupakan suatu konsep pendidikan yang bertujuan untuk membentuk peserta didik dalam pola perspektif kehidupan relasi gender, sadar akan pluralisme, dan anti diskriminasi atas dasar apapun; agama, ras, etnis, dan jenis kelamin. Dengan demikian, konsep takik pemerataan ini terbentuk antara pria dan wanita muda yang berdiri sejajar. anak didik memiliki pemahaman bahwa posisi kehidupan sosial manusia adalah sama dan tidak boleh berbeda. Kurikulum materi berupaya merombak semua hal yang dianggap bias gender, seperti dalam soal ibadah misalnya thaharah, sholat, puasa, haji, nikah, dan lain sebagainya. Metode penerapannya, dilakukan melalui perombakan terhadap bahan ajar yang ada di buku teks karena dianggap bias gender dan menghasut diskriminasi terhadap siswa. Dalam pandangan Islam (Islamic Worldview) konsep kesetaraan gender dalam pendidikan anak salah dan menyimpang. Dia menyimpang nilai-nilai Islam berdasarkan wahyu. Sebab, ia hanya melihat aspek temporal dan mengabaikan aspek ukhrawi. Persamaan dan perbedaan peran dan status siswa (laki-laki dan perempuan) hanya dianggap sebagai konstruksi sosial budaya dan produk sejarah yang dapat berubah seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu, konsep feminisme lahir dari pemahaman hakikatnya yang melanggar kreasi kodrat dan kodrat anak yang pada dasarnya memiliki keragaman dan perbedaan. Ia juga mengabaikan materi pendidikan yang sangat mendasar untuk pengembangan kepribadian anak, seperti pendidikan iman, emosional, dan pendidikan penalaran intelektual.
Kata Kunci: Gender, Seks, Feminisme, Kesetaraan Gender, Pandangan Islam

References


REFERENSI

Raqib, Moh., 2011, Prophetic Education: Kontekstualisasi Filsafat dan Budaya Prophetic dalam Pendidikan, Purwokerto: STAIN Press.

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib, 2011, Islam dan Sekularisme, terj., Bandung: PIMPIN.

Husaini, Adian, 2011, Pendidikan Islam: Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab, Depok: Komunitas Nuun.

Arifin, M., 2011, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Bumi Aksara.

Suteng, Bambang (dkk), 2006, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Erlangga.

Echols, John M dan Hassan Shadily, 2000, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Umar, Nasaruddin, 2001, Argumen Kesetaraan Gender: Perspektif Al-Quran, Jakarta, Paramadina.

Mustafa, Ibrahim (et. al), t.th, Al-Mu’jam al-Wasiith, Istambul: Al-Maktabah al-Islamiyah.

Ma’luf, Louis dan Bernard Tottel, 2002, Al-Munjid fi al-Lughah, Beirut: Dar al-Masyriq.

Abdussalam, Suroso, 2011, Sistem Pendidikan Islam, Bekasi: Sukses Publishing.

Ramayulis, H., 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rosyadi, Rahmat, 2011, Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini, Bogor: Penerbit UIKA.

Munawwir, A.W., 1997, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif.

Saridjo, Marwan (Ed.), 2009, Mereka Bicara Pendidikan Islam: Sebuah Bunga Rampai, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Alim, Akhmad, 2011, Pendidikan Jiwa Ibn Jauzi (510-597 H/ 1116-1200 M) dan Relevansinya terhadap Pendidikan Spiritual Manusia Modern, Disertasi Doktor PPS UIKA Bogor: tidak diterbitkan

Basrowi dan Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad, Winarno, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik, Bandung: Tarsito.

Al-Thuri, Hannan Athiyah, 2007, Mendidik Anak Perempuan di Masa Kanak-Kanak (terj.), Jakarta: AMZAH.

Ulwan, Abdullah Nasih, 2007, Pendidikan Anak dalam Islam (terj.), Jakarta: Pustaka Amani.

Sabiq, Sayyiq, 1973, Fikih Sunnah (terj.), Bandung: Alma’arif.

Al-Bassam, Abdullah bin Abdurrahman, 2007, Syarah Bulugh al-Maram 1 (terj.), Jakarta: Pustaka Azzam.

Abdul Ghafur, Waryono dan Muh. Isnanto (Ed.),2004, Isu-Isu Gender dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, Yogyakarta: PSW (Pusat Studi Wanita) UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga.




DOI: https://doi.org/10.31869/jkpu.v3i2.2326

Article Metrics

Abstract view : 517 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 384 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


  Indexed by:

 Supported by Association 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.