POTENSI DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI HUTAN NAGARI SALIBUTAN KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Bintang Rizky P, Susilastri Susilastri, Fakhruzi Fakhruzi

Sari


Abstrak
Kawasan Hutan Nagari Salibutan Lubuk Alung ini memiliki berbagai potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti lebah Trigona Sp, Asam Kandis dan lainnya yang dikelola oleh KUPS Salibutan Saiyo yang sangat prospektif dikembangkan untuk menunjang perekonomian masyarakat yang ada didalam dan disekitar kawasan Nagari Salibutan Lubuk Alung, juga belum adanya data konkret tentang tentang Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) apa saja yang terdapat pada Hutan Nagari Salibutan yang merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat yang berasal dari hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Hutan Nagari Salibutan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Metode yang digunakan adalah observasi di lapangan, pengambilan plot di lapangan dengan menggunakan Teknik Purposive Sampling, Kuisoner/wawancara terstruktur, pengambilan data dengan menggunakan Teknik Snowball Sampling. Hasil penelitian adalah struktur kerapatan, tingkat pohon yang paling tinggi adalah Durian dari famili Bombaceae, yang memiliki kerapatan 3,57 individu/ha dan kerapatan relatif 21,09%; tingkat tiang adalah Pinang dari famili Palmae, yang memiliki kerapatan 32,14 individu/ha dan kerapatan relatif 52,94%; tingkat pancang adalah Balik Angin dari famili Euphorbiaceae, yang memiliki kerapatan 57,14 individu/ha dan kerapatan relatif 21,05%; dan tingkat semai adalah Paku-pakuan dari famili Dryopteridaceae, yang memiliki kerapatan 3839,28individu/ha dengan kerapatan relatif 39,09%, sebagian besar kerapatan HHBK di Hutan Nagari Salibutan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman adalah kategori rendah dengan nilai kerapatan di bawah 50%. dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang dimanfaatkan oleh masyarakat terdiri dari 4 kelompok: 9 jenis buah, 3 jenis bahan obat, 2 jenis tanaman hias, dan 5 jenis bahan pewarna.


Kata kunci: Potensi, Pemanfaatan, HHBK, Hutan Nagari


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional [BSN]. 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7724:2011, Pengukuran dan Penghitungan Cadangan Karbon–Pengukuran Lapangan untuk Penaksiran Cadangan Karbon Hutan (Ground Based Forest Carbon Accounting). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Departemen Kehutanan. (2009). Peraturan Menteri Kehutanan Nomor No. P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan. Dephut RI. Jakarta.

Diana et al. (2022). Pemanfaatan ekstrak Ethanol buah Senduduk (Melastoma malabathricum L.) diformulasikan sebagai pewarna pada sediaan Eye Shadow Cream. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 1(2), 29-37.

Dwiyanda E, et al. (2022). Lindung Bukit Daun Oleh Masyarakat Desa Kelilik Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Journal of Global Forest and Environmental Science, 2(2), 61–72.

Fauzan, et al. (2022). Potensi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Di Hutan Nagari Pasir Talang Timur Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan PotentialandUtilization of Non-Wood Forest Plants (NTFP) in Nagari Pasir Pasir Talang Timur Forest , Sung.Menara Ilmu, 16(2), 1–9.

Firdausi et al. (2013). Identifikasi Tanaman Potensial Penghasil Tanin-protein Kompleks Untuk Penghambatan Aktivitas -amylase Kaitannya Sebagai Pestisida Nabati. Jurnal Pelita Perkebunan. 29 (1), 31-43.

Gole et al. (2023). Karakteristik Getah Tumbuhan Berpotensi Sebagai Bahan Perekat Asal Desa Duawutun Kabupaten Lembata. Jurnal Pendidikan dan Biologi. 15(1), 101-107.

Hadi, S. (2012). Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Hidayat, M. et al. (2017). Analisis vegetasi tumbuhan menggunakan metode transek garis (line transek) di Hutan Seulawah Agam Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 85– 91.

Indriyanto. (2010). Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara

Mujawamariya G, Karimov AA. (2014) Importance of socioeconomic factors in the collection of NTFPs: The case of gum arabic in Kenya. Forest Pol Econ. 42, 24–29

Nurbaya S. (2018). Status Hutan dan Kehutanan Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta, Indonesia. pp 30, 43, 90

Nugroho, A. (2017). Analisis Kerapatan Vegetasi di Kecamatan Ngaglik tahun 2006 dan 2016 Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh. Geo Educasia-S1. 2 (3), 306–320.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut-II/2007 Tentang Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial.

Ravis A. et al. (2024). Sosialisasi dan Pemanfaatan Limbah Pinang Sebagai Sumber Hormon Etilen Untuk Meningkatkan Produksi Buah Pinang Betara (Areca catechu Var. Betara) Di Desa Teluk Kulbi, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Pengmas Pinang Masak. 5(1), 52-59.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Supriadi, P. (2003). Prospek Pengelolaan Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan bukan Kayu dalam Mendukung Kebijakan Soft Landing Pengelolaan Hutan. Makalah Seminar Nasional Himpunan Alumni – IPB dan HAPKA Fakultas Kehutanan IPB. Wilayah Regional Sumatera. Medan

Saha D., R, Sundriyal. (2012). Forest Policy and Economics Utilization of Non-Timber Forest Products in Humid Tropics: Implications for Management and Livelihood. Forest Policy and Economics, 2(14), 28–40.

Trisna. (2018). Tumbuhan Bawah Pada Perkebunan Kelapa Sawit Tua (TM) Dan Sawit Muda (TI) Dengan Peremajaan Teknik UnderplantingdiPT.Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Bio Nusantara Teknologi. 7(2), 61-69.

Zhu. (2017). Forest Policy and Economics Determinants of Engagement in NonTimber Forest Products (NTFPs) Business Activities: A Study on Worker Households in the Forest Areas of Daxinganling and Xiaoxinganling Mountains, Northeastern China. Forest Policy and Economics, 5 (80), 125–32.

Wiratno. (2014). Strategi Dan Kebijakan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Dalam Rangka Kelola Kawasan Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta (ID): Prosiding Seminar Nasional Hasil Hutan Bukan Kayu.

Wahyudi. (2013). Buku Pegangan Hasil Hutan Bukan Kayu. Yogyakarta: Pohon Cahaya

Wijana, N. (2014). Metode Analisis Vegetasi. Singaraja: Plantaxia

Widjaja, Elizabeth A. et al. (1994). Strategi Penelitian Bambu Indonesia. Bogor: Yayasan Bambu Lingkungan Lestari.

Winarno, M. (2013). Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Universitas Negeri Malang (UM Press)


Article Metrics

Sari view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Flag Counter

Diterbitkan oleh Fakultas Kehutanan

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Jl. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah - Padang - Sumatera Barat