Evaluasi Penggunaan JPO di Kecamatan Widang Tuban Jawa Timur

Sugiyanto Sugiyanto

Sari


Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang terdapat di Kecamatan Widang, tepatnya di Jalan Raya Widang KM 30 Tuban Jawa Timur. JPO tersebut melintas di atas jalan raya yang tergolong dalam kategori jalan nasional, dimana jalan tersebut diperuntukkan untuk pengguna jalan yang menempuh perjalanan jarak jauh dan dengan kecepatan tinggi. Jalan Raya Widang yang merupakan kategori jalan nasional merupakan jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota propinsi, jalan strategis nasional, dan jalan tol. Rata-rata volume kendaraan yang melintas di tempat obyek penelitian baik pada hari biasa, maupun hari akhir pekan di atas 1.500 kendaraan/jam. Jumlah kendaraan yang melintas tersebut terdiri dari jenis kendaraan tak bermotor dengan persentase 2%, jenis kendaraan sepeda motor dengan persentase 35%, jenis kendaraan ringan dengan persentase 34%, dan jenis kendaraan berat dengan persentase 29%. Berdasarkan atas Direktorat Jenderal Bina Marga tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan sudah memenuhi syarat penyediaan fasilitas tipe Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). JPO merupakan fasilitas penyeberangan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk melakukan aktifitas penyeberangan jalan, dimana pada JPO tidak ada pertemuan sebidang antara arus pejalan kaki dengan arus lalu lintas, sehingga sangat aman dan tidak menyebabkan tundaan lalu lintas/kemacetan. Berdasarkan atas perhitungan Time headway diperoleh hasil kurang dari 2.5 kendaraan/detik , dengan demikian arus lalu lintas kendaraan pada tempat obyek penelitian masuk dalam kategori kepadatan tinggi dan juga memenuhi persyaratan adanya fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO). Pada pengamatan volume pejalan kaki yang melakukan aktifitas penyeberangan di tempat penelitian, diperoleh dari penjumlahan pejalan kaki yang menggunakan JPO dan tidak menggunakan JPO memenuhi 93,2% dari batasan Direktorat Jenderal Bina Marga tentang Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, sehingga adanya fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di lokasi tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan atas penelitian ini diketahui bahwa hanya 40% pejalan kaki yang menyeberang jalan menggunakan JPO, sehingga ditinjau dari efektifitas penggunaan JPO tergolong tidak efektif dan berdasarkan tingkat pemanfaatannya juga masuk dalam kategoti tidak bermanfaat. Berdasarkan hasil wawancara/kuesioner terhadap responden yang melakukan penyeberangan diperoleh 57% mengaku malas menggunakan JPO karena jarak bertambah jauh, 30% karena malas ketinggian, 10% karena kondisi bertambah panas, dan hanya 10% yang mengatakan lokasi tidak cocok.

Kata Kunci: JPO, Kepadatan kendaraan, Time headway, dan Pejalan kaki.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ahmad, Munawar. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Beta Offse, Jakarta.

Anonimous. 1997. Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. SK.43/AJ 007/DRDJ/97. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan, Jakarta.

Anonimous. 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan No. Km 14 tahun 2006. Departemen Perhubungan, Jakarta.

Anonimous. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anonimous. 1995. Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Bruce, John A. 1965. The Pedestrian: Traffic Engineering Handbook. Institute of Traffic Engineers, Washington D.C.

Dewar R. 1992. Traffic and Vehicle Operating Characteristic dalam ITE 4th Edition, Prentice hall.

Fruin, J. 1971. Pedestrian Planning and Design Metropolitan Association of Urban Designer and Environmental Planners, New York, N.Y.

Hankin, B.D. and Wright, R.A. 1958.Passenger Flow in Subways, Operation Research Quarterly. Vol 9, No. 2.

Hariman, Harahap. 2014. Analisa Karakteristik Penggunaan Jembatan Penyeberangan Pada Daerah Perbelanjaan di Jalan Jenderal Sudirman Kota Palembang. Teknik Sipil. Universitas Sriwijaya.

Hartanto, Budi S., “Betulkah Jembatan-Jembatan Penyeberangan di Bandung Kurang Dimanfaatkan”. Majalah Teknik Jalan dan Transportasi, no. 035, Februari : 44 – 46.

Indraswara, Sahid, 2006. Kajian Perilaku Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jembatan Penyeberangan, Semarang.

Kurniawan, Iwan. 2004. Karakteristik Arus Pejalan Kaki Pada Koridor Pejalan Kaki Bawah Terminal Transit Blok-M Mall, Tesis (T2), Magister Sistem dan Teknik Transportasi Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

O’ Flaherty, 1997. Transport Planning and Traffic Engineering. John Wiley and sons, inc, New York.

Patti, Ron. 2007. Steps Toward Enhancing Pedestrian Safety: The Pedestrian Safety And Access Market Package. Journals online. www.FHWA.gov

Rachma, Andi. 2004. Peningkatan fasilitas Jalan Bagi Keselamatan

Penggunanya. Artikel. http://wikipedia.go.id/safetyforpedestrian

Rahmani, Hudan, 2002, Studi Karakteristik Pejalan Kaki Pada Pasar Sudimampir Banjarmasin, Program Pasca Sarjana Manajemen dan Rekayasa Transportasi ITS, Surabaya.

Setiawan, Rudy, 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jembatan Penyeberangan, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Susilo, B.H 1984, Karakteristik dan Study Lalu Lintas, Diktat Kuliah Teknik Lalu Lintas, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Rohani. 2006. Hubungan Antara Volume, Kecepatan dan Kerapatan Arus Lalu Lintas dengan menggunakan Metode Greenshield, Greenberg dan Underwood. Jurnal: Volume 7 no.1 Universitas Mataram.

TRRL. 1991. The Demand for Public Transport. Transport and Road Research Laboratory.




DOI: https://doi.org/10.31869/rtj.v3i2.1792

Article Metrics

Sari view : 657 times
PDF - 350 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

"Web Kunjungan Saat ini

Kunjungan Dari Negara

 Flag Counter

 

 

Creative Commons License
Rang Teknik Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.