TINJAUAN PSIKOLOGI TOKOH NOVEL JANGAN BUANG IBU NAK KARYA WAHYU DERAPRIYANGGA

Ratna Sari Dewi Pohan

Sari


Karya sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya ternuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun suasana rasa. Sebagai pencerminan dari realitas kehidupan masyarakat, novel memuat peristiwa-peristiwa yang muncul melalui tokoh. Tokoh adalah pelaku yang terlibat dalam cerita, sedangkan psikologis adalah aspek kepribadian yang dimiliki tokoh tersebut

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data tentang psikologis tokoh novel Jangan Buang Ibu Nak karya Wahyu Derapriyangga pada aspek:  id, ego, dan super ego. Analisis data dilakukan terhadap perilaku 12 tokoh. 

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa masing-masing tokoh memiliki aspek kepribadian dan perannya. Tokoh utama novel Jangan Buang Ibu Nak karya Wahyu Derapriyangga yaitu Restiana, sedangkan tokoh pendamping: Sulung, Tengah, Bungsu, Wulan, Bu Sumi, Euis, Pak Hasan, Pak Burhan, Bu Surti, Pak Gading, Junadi Ansor. Setiap tokoh memiliki aspek kepribadian yang bebeda. Restiana sebagai tokoh utama memiliki 4 aspek id; sabar, tidak mudah menyerah, berani, menginginkan anaknya bahagia, 1 aspek ego; ragu, dan 4 aspek super ego; pekerja keras, bersyukur, peduli, dan putus asa. Sulung memiliki 2 aspek id; keinginan memenuhi kebutuhan biologis dan jujur,1 aspek ego; kecewa, dan 2 aspek super ego; bertanggung jawab dan berterima kasih. Tengah memiliki, 1  aspek id; penyayang, 1 aspek ego; memiliki penilaian baik terhadap orang lain, dan 1 aspek super ego; peduli. Bungsu memiliki 2 aspek super ego; perhatian dan rela berkorban. Bu Sumi memiliki 1 aspek id yaitu penyayang, dan  super ego; peduli. Pak Hasan memiliki 1 aspek super ego; perhatian. Wulan memiliki 1 aspek id; ramah, 1 aspek ego; memiliki pendendam, dan 1 aspek super ego; dermawan. Euis memiliki 1 aspek ego; perhatian. Pak Burhan memiliki 1 aspek id; sombong dan juga egois. Pak Gading memiliki1 aspek id; pemarah. Bu Surti memiliki 1 aspek id; pemarah. Junaedi Ansor memiliki 1 aspek super ego; peduli.

Kata kunci: karya fiksi, psikologis, id, ego, super ego


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aminuddin. 2009. Pengantar Apresisasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Bertens. K. 2001. Etika. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Budianta, Melani, dkk. 2003. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera.

Derapriyangga, Wahyu. 2014. Jangan Buang Ibu Nak. Jakarta: Wahyu Qolbu.

Endaswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Teori, Langkah dan Penerapannya Yogyakarta: Media Presindo.

Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Hasanuddin dan Muhardi. 2006. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia.

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.




DOI: https://doi.org/10.31869/ip.v5i2.1145

Article Metrics

Sari view : 428 times
PDF - 132 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Anda Pengunjung Ke- Flag Counter